Kehebatan Tassilo Adam adalah mampu mendapatkan kepercayaan. Ini memang bukanlah prasyarat untuk menjadi fotografer yang baik, tetapi itu sangat berguna. Ia mampu mendekati Sibayak Pa Mbelgah yang sangat ditakuti masa itu.
Dalam koran De Sumatra Post tanggal 27 Febuari 1918, sebuah tulisan hadir untuk mengenang Sibayak Pa Mbelgah Karo-karo Purba dan hubungannya dengan Tassilo Adam. Pa Mbelgah Purba telah meninggal dunia pada tanggal 25 Febuari 1918.
Koran De Sumatra Post tanggal 27 Febuari 1918 dengan artikel berjudul “Pa Mulga” menuliskan:
“Dalam terbitan kami tanggal 25, kami melaporkan kematian pemimpin suku Karo (Pa Mulga) dan memberi informasi beberapa hal tentang sosok ini. Hari ini kami menemukan foto yang sangat indah, tetapi juga sangat langka, di mana Pa Mulga digambarkan dengan tengkorak leluhurnya. Tengkorak leluhur seperti itu disimpan oleh pemimpin Karo di rumah tengkorak, yang sebenarnya hanya boleh dibuka untuk memasukkan tengkorak baru”.
Akibat kedekatan Tassilo Adam dengan Pa Mbelgah, ia telah berhasil membujuk Pa Mbelgah. Tassilo Adam sangat tertarik untuk mengambil foto isi dari Geriten (rumah tengkokrak) yang berada di dekat kediaman Pa Mbelgah di Kabanjahe.
Pa Mbelgah mengizinkan tengkorak-tengkorak itu dibawa keluar untuk difoto. Maka terciptalah foto ini, yang memang unik dalam bidang adat istiadat dari negeri Karo.
Butuh banyak waktu untuk mendapatkan kepercayaan Pa Mbelgah. Awalnya dia keras dan curiga, tidak mau bekerja sama dengan cara apa pun. Namun lambat laun hubungan tersebut menjadi akrab. Dan Pa Mbelgah memberikan bantuan yang sangat berharga kepada Tassilo Adam dalam memenuhi keinginannya mencari tahu tentang Karo.
Bahkan Tassilo Adam mendapat penjelasan lebih lengkap tentang benda-benda yang berhubungan dengan adat istiadat negeri ini. Akhirnya persahabatan berkembang di antara keduanya, dan Tassilo Adam mendapatkan apa yang dicarinya. Pa Mbelgah selanjutnya tetap membuka rumah tengkorak leluhurnya.
Karena persahabatan dan rasa terima kasih, Tassilo Adam membuat foto yang bagus dari wajah Pa Mbelgah dan menawarinya cetakan foto itu. Namun Pa Mbelgah keberatan atas tawaran ini. Mengapa?
Bersambung ke bahagian kedua.