Sepulang dari mengungsi, wartawan harian Waspada mengunjungi 3 desa di Karo: ● Sifat kritis masyarakat Karo sudah ada sejak dulu. Tiap petang
Tag: karo
Kerna Tualah (1916)
Tahun 1916, J.H. Neumann ada menuliskan buku Kerna Tualah. Pdt. Neumann memberikan pengetahuan tentang budidaya Kelapa kepada masyarakat Karo. Dari mulai proses
Mary Agnes, Kerajinan Yogya dan ke Karo (1939)
Mary Agnes van Gesseler Verschuir-Pownall yang berjasa memajukan kerajinan perak di Kotagede (Yogyakarta), pada tahun 1939 melakukan perjalanan sampai ke dataran tinggi
Dahin Si Kitik La Terdungi
Gelarna si tuhuna, si Pola,. Tapi la nai pang kalak nggelarisa sabap enggo lebih lima puluh tahun umurna. Nande ras bapana enggo
Pande ras Perpola
Maka lit me sakalak malbal polana, ndeher ku dalin pande besi. Maka sangana malbal gelgel perpola ndai, mentas pande, bagem nina: “lit
Ibas Stasiun Gareta Api
Enggo ndekah ate bapa mabai kami kerina ku Medan, gelah idah kami gareta api ras toko-toko kerina ras rumah kalak Eropah ije.
Geriten di Depan Istana Sultan Deli (1862)
Harian “Sumatra Courant” pada tanggal 06-08-1864 menuliskan perjalanan Elisa Netscher ke Wilayah Deli. Netscher singgah di Labuhan Deli pada tahun 1862. Netscher
Bayi-bayi Karo (1932)
Pada tahun 1932, Jacob Hijmans De Haas (kelahiran Middelharnis, Belanda) melakukan penelitian ke Karo dibidang kesehatan khususnya mengenai kesehatan bayi dan proses
Gereja Karo Pertama Ditahbiskan Tahun 1899 (Bagian 2)
Pada tanggal 24 Desember 1899, untuk pertama kalinya bangunan Gereja Karo berdiri dan ditahbiskan di Buluh Awar. Ini tidak lain atas kerja
Gereja Karo Pertama Ditahbiskan Tahun 1899 (Bagian 1)
Pada tanggal 24 Desember 1899, untuk pertama kalinya bangunan Gereja Karo berdiri dan ditahbiskan di Buluh Awar. Ini tidak lain atas kerja
No More Posts Available.
No more pages to load.










