Asrama putra ini telah direncanakan sejak tahun 1924, namun akhirnya terwujud dan diresmikan di tahun 1930 di Kabanjahe.
Oleh Edi Santana Sembiring.
Majalah Nederlandsch Zendingsblad yang terbit hari Selasa tanggal 1 Juli 1930 menuliskan acara peresmian asrama putra di Kabanjahe. Asrama sekolah ini telah direncanakan sejak tahun 1924, namun akhirnya terwujud di tahun 1930.
E.J van den Berg menuliskan acara peresmian dan sejarah berdirinya asrama ini. Asrama ini telah dihuni oleh 62 anak laki-laki ini sangat membantu anak-anak Karo yang datang dari berbagai kampung untuk bersekolah di Kabanjahe.
Berikut tulisan E.J van den Berg yang berjudul “Ons nieuwe Jongens-Internaat” yang telah diterjemahkan dari bahasa Belanda :
Asrama Putra Kami yang Baru.
Tanggal 5 Mei lalu adalah hari yang meriah bagi kami di Kabanjahe, karena asrama putra yang baru mulai dibuka. Ada alasan yang tepat untuk bersyukur. Ini bagian dari pekerjaan kita dimana anak laki-laki dari berbagai desa di dataran tinggi, yang bersekolah di berbagai sekolah di Kabandjahe, perlu disediakan rumah yang cocok, ini adalah tugas yang sangat penting.
Anak laki-laki ini dapat menghuni asrama di bawah pengawasan kami. Mereka berada dalam lingkungan Kristen yang diciptakan Zending melalui pekerjaan spiritualnya. Semakin lama kami merasa bahwa pekerjaan ini dapat dianggap berhasil. Semangat yang membuat ada 62 anak laki-laki dapat tinggal di asrama ini harus dipuji dan perhatian besar yang ditunjukkan oleh ayah, ibu dan keluarganya di atas segala pujian.
Ini tercermin dalam berbagai keadaan. Para orang tua dengan percaya diri membawa anak laki-laki mereka kepada kami, dan kekecewaan mereka yang harus ditolak karena kurangnya ruangan, sangatlah besar.
Kami menerima asrama ini sebagai hadiah dan dilengkapi dengan dekorasi yang baik. Yang mengejutkan kami bukan hanya sikap murah hati ini, tetapi atas semua penghargaan yang diungkapkan untuk pekerjaan kami.
Peresmian asrama dilakukan pada jam 10 pagi. Ketika para tamu tiba, kami berjalan ke gedung baru yang ternyata sangat bagus dan sekarang bermandikan matahari dengan semua kebaruannya. Setelah semua pihak yang berkepentingan masuk dan mengambil tempat, saya secara singkat menyampaikan sejarah pendirian asrama kami ini.
Pada awal tahun 1924, kami memiliki rencana untuk mendirikan rumah bagi anak-anak lelaki ini, tetapi kami harus mengabaikan pelaksanaannya karena kekurangan uang. Sampai akhirnya kami memperoleh bangunan yang tidak dipakai di luar dari gedung Kerapaten. Pengawas (Kontrolir) Kabanjahe saat itu tidak setuju.
Saya akhirnya memintanya untuk menyerahkan gedung ini kepada Zending. Dan mencari bantuan dari teman-teman kita yang kaya, sehingga saya dapat menjadikan gedung ini layak huni lagi. Namun bangunan ini tidak mencukupi, karena ruang dan kebersihan meninggalkan banyak hal yang perlu diperbaiki.
Kemudian oleh tangan yang lemah lembut, bangunan ini diberikan kepada kami sebagai hadiah dan dilengkapi dengan perabotan yang sesuai. Setelah berterima kasih kepada para donatur yang murah hati dan kepada semua orang yang telah berkontribusi pada pendiriannya, kata-kata penghargaan disampaikan kepada beberapa orang yang membantu pekerjaan di asrama bersama Zending, melakukan pekerjaan yang begitu baik.
Kontrolir Kabanjahe juga mengucapkan sepatah kata karena dia melihat minat yang besar terhadap karya ini. Menurutnya, pekerjaan ini sangat bermanfaat. Karena jika anak laki-laki sejak di masa mudanya terbiasa dengan suasana Kristiani yang dibawa Penginjil kepada mereka, mereka tidak ingin melewatkannya di kemudian hari. Dia juga menyatakan penyesalan, karena sangat sedikit yang dapat ia bantu secara finansial melalui keuangan Landskap yang sedikit untuk mendukung bagian pekerjaan Zending ini.
Setelahnya, tuan Vuurmans berbicara khusus akan pentingnya pendidikan bagi pemuda Karo. Lalu salah seorang penguasa dari Suku Karo bersuara dengan mengucapkan terima kasih kepada Zending atas apa yang dilakukannya untuk anak-anak, putra-putra bangsanya. Dan akhirnya bapak dari seorang keluarga Karo juga mengucapkan banyak terima kasih atas nama putra-putra asrama, atas apa yang telah dilakukan untuk mereka.
Selanjutnya gedung ini dan pekerjaan asrama dipersembahkan dalam doa syukur kepada Tuhan Yang Maha Setia. Doa dibawakan oleh Pdt. Neumann.
Usai peresmian gedung ini, kopi disajikan oleh tangan-tangan ibu-ibu yang ramah. Setelah itu berkeliling gedung.
Pendapat umum menyatakan bahwa bangunan ini indah dan minimalis. Bangunan yang diperaboti dengan sangat rapi dan karena perabotannya yang sederhana, sangat cocok untuk tujuan didirikannya.
Memang kita berharap gedung ini menjadi rumah, tempat anak-anak Karo bisa terhindar dari berbagai bahaya yang mengancam mereka, dan di mana mereka dapat diajar semua hal untuk menjadi orang baik, yang dapat menyebarkan berkah di antara orang-orang mereka.
Semoga Tuhan memberkati pekerjaan ini!
E.J van den Berg.