Pada tahun 1898, Sibayak Lau Cih diwawancarai oleh Datuq Seri Indra Lela Sitja Radja, Wazir Sapoeloeh Doewa Kotta (Hadji Mohamad Noer dari Hamparan Perak). Dan hasil wawancara yang memuat segi kehidupan sosial masyarakat Karo saat itu dimuat oleh Perhimpunan Seni dan Sains Batavia di Risalah rapat umum / Dewan Perhimpunan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia, Edisi 36, 1 Januari 1898.
Sambungan dari Bahagian 1.
Séroenei,
Séroenei adalah alat musik tiup yang dibuat oleh para pria dari bahan kayu Sëlantam. Anak Seroenei (anak-anak Seroenei ) adalah bagian yang dimasukkan ke dalam mulut terbuat dari pangkal bulu ayam, helai daun kelapa, pipa timah (sangat kecil). Di bagian tengah adalah tempat lobang nada Seroenei . Bagian belakang atau ampang Seroenei adalah lempengan bulat yang disebut ampang-ampang Seroenei untuk menghempang mulut tidak terlalu dalam sewaktu menghembus.
Urutan bagian-bagiannya adalah :
1. Bagian mulut
2. Piring bundar
3. Pipa timah
4. Bagian pipa Seroenei dengan lobang-lobang
5. Perpanjangan ujung
Jarak antara lubang-lubang di Seroenei berjarak 1/9 panjang dari pipa Serunei. Lubang-lubang dibuat dengan cara dibor atau dibakar pada jarak yang sama.
Untuk belajar meniup Séroenei biasanya membutuhkan waktu dua bulan. Gurunya kemudian menerima sebagai upah: 1 draham, 1 dolar pillard, 1 ayam merah, dan 1 ayam putih yang bagus.
Saat bermain, tangan kanan berada di atas kiri; hanya enam lubang yang ditutupi oleh tiga jari pertama dari masing-masing tangan. Dengan ibu jari tangan kanan, lubang tunggal di bagian atas Séroenei ditutup.
Pisauw raoet.
Besinya dibeli di Medan dan ditempa oleh laki-laki Karo. Sarungnya : semboong (Kar.) Dan pegangan : soekool (Kar.) juga dibuat oleh laki-laki dari bahan berbagai jenis kayu. Pisau itu digunakan oleh orang Karo untuk kegiatan sehari-hari, juga untuk membelah dan meratakan rotan dan lain-lain.
Pisauw Rempoe Perak
Pisauw Rempoe Perak adalah pisau kecil, di sarungnya terdapat pita perak : rémpoe (Kar.) = Siempei (Mal.). Pegangannya dari tanduk kerbau. Perak ditempa dari lempengan sen dollar. Pisau seperti itu diproduksi dan dipakai oleh pria.
Kis-kis
Kis-kis berbahan besi, dibuat oleh pria. Pria dan wanita menggunakan besi itu untuk mengeluarkan rumput dari tanaman padi; pegangan : soekool (Kar.).
Sikin
Sikin (Kar.) = Koepak (Bat.) = Parang (Mal.) adalah parang atau golok yang juga memiliki sarung. Digunakan pria untuk menebang pohon, memotong kayu bakar, dan lain-lain.
Kampil
Kampil dianyam oleh gadis-gadis muda, dari bahan tanaman Bengkoewang; digunakan sebagai tempat tembakau dan sirih. Daun Bengkoewang sebelumnya telah dipersiapkan sebagai berikut :
1. Dibersihkan dari duri dan lain-lain
2. Dipotong menjadi berbentuk lembaran/pita
3. Direbus
4. Direndam di sungai selama satu hari satu malam
5. Dikeringkan di bawah sinar matahari.
Maka bahan ini siap untuk dianyam. Menganyam : ëmbajoe (Kar.)
Tagan
Tagan adalah tabung dengan tutup, untuk tempat menyimpan kapur sirih agar tetap kering di dalamnya; dibuat oleh laki-laki dengan pisauw raoet dari bahan yang terbuat dari kayu, bambu dan tanduk.
Tagan biasanya ditaruh di dalam kampil. Sirih : bélau (Kar.); kapoer (Kar.) = kapoer. Kering = kërah (Kar.)
Oepih bélau
Oepih bélau digunakan menyimpan daun sirih, dibuat oleh wanita yang sudah menikah, dan digunakan oleh pria. Anyaman terdiri dari potongan daun Béngkoewang.
Padoeng-padoeng
Padoeng-padoeng adalah anting-anting, sebagian besar berbahan perak, juga emas. Ditempa dan oleh perempuan Karo, baik yang sudah menikah dan belum menikah. Dikaitkan pada tudung dan ke lubang cuping telinga bahagian atas. Cuping telinga atas sebelumnya telah diberi lobang.
Agar bisa memasukkan anting-anting ini ke dalam lubang cuping telinga bagian atas, salah satu ujung yang melengkung tentu saja harus diluruskan. Setelahnya dibengkokkan kembali.
Simata
Simata adalah kalung berbahan emas atau perak atau sepuhan, dibuat oleh tukang emas Karo, dan dipakai oleh perempuan. Perempuan yang sudah menikah tidak memakai simata.
Manik-manik emas yang besar disebut iendoeng (Kar. ) = iendoek (Mal.). Yang kecil : anak-simata.
Peitak
Peitak adalah kotak tembakau dari tembaga, dibeli dari pedagang Troemon.
Sumber bacaan :
Notulen van de algemeene en directie-vergaderingen. Publication date 1898. Publisher G. Kolff (etc.)
Koninklijk Instituut voor de Tropen
Koran : Sumatra Courant tanggal 13-01-1899
Catatan dari Karosiadi.com :
- Tulisan asli tak dilengkapi dengan foto-foto. Foto-foto disematkan sebagai ilustasi untuk menambah informasi. Foto-foto bersumber dari Tropenmuseum, Amsterdam.
- Singkatan Kar. = Karo, Mal. = Melayu dan Bat. = Batak.
.