Pada tanggal 24 Desember 1899, untuk pertama kalinya bangunan Gereja Karo berdiri dan ditahbiskan di Buluh Awar. Ini tidak lain atas kerja
Joustra ke Dataran Tinggi Karo Tahun 1.900 (Bagian 1)
Dari Journal “Mededeelingen van wege het Nederlandsche Zendelinggenootschap, jrg 45, (1901),” kita akan mendapatkan gambaran dataran tinggi Taneh Karo tahun 1900 dari
Perdebatan Pengganti Raja Urung di Batukarang
Koran De Indische Courant terbitan tanggal 23-07-1931 dan koran De Sumatra Post tanggal 27-07-1931 memberitakan masalah suksesi kepemimpinan di Urung Lima Senina
Sekolah Kadet Berastagi
Sumpit Beracun. Tanggal 22 Nopember 1945, 4 orang anggota kompi Inggris yang berasrama di Planters School Berastagi menaiki jeep dalam perjalanan dari
Rudy Kousbroek Kembali ke Berastagi (Bahagian 2)
Rudy Kousbroek mengunjungi lokasi dari sisa-sisa bangunan Planters School Vereniging (PSV) di Berastagi, di mana ia sempat bersekolah. Lalu ia mengunjungi Bungalow
Rudy Kousbroek Kembali ke Berastagi (Bahagian 1)
Herman Rudolf Kousbroek atau dikenal dengan nama Rudy Kousbroek menuliskan kisah perjalanannya kembali ke Berastagi. Rudy Kousbroek lahir di Pematang Siantar pada
Pantai Baru di Danau Lau Kawar (1939)
Koran De Sumatra Post pada tanggal 4 April 1939 menuliskan penolakan masyarakat Karo akan kedatangan banyak pelancong Eropah ke sebuah tepi di
Longsor di Lereng Sinabung (1939)
Longsor Besar di Dataran Tinggi Karo. Di lereng Sinaboeng. Tanaman rusak. Banyak yang melarikan diri. Medan, 10 November. Koran “Deli Courant” mengabarkan
Kebun Kopi dan Jeruk Milik Konijn di Lau Kawar (1937)
Karo Siadi pada tanggal 08 September 2017 pernah mengangkat artikel “Leendert Konijn Menanam Jeruk di Kaki Sinabung (1932).” Kali akan kembali diangkat
Berastagi Maju, Kabanjahe Hebat (1918)
“Berastagi Vooruit” atau “Berastagi Maju” itulah nama asosiasi atau kelompok yang hadir untuk membangun dataran tinggi Karo. Dalam buku “Kroniek 1913-1917” yang